Google

Friday, January 11, 2008

Optimisme Business Park

Optimisme Business Park

Jasa Arsitek Minimalis

Seiring dengan perkembangan zaman, orang menginginkan semuanya serba lebih cepat dan efisien. Inilah yang mendorong business park makin berkembang.


Tahun 2007 mendatangkan semangat dan optimisme kalangan para pelaku bisnis properti. Mereka yakin kondisi bisnis akan lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya.

Optimisme tersebut dibangun di atas realitas makro ekonomi yang terjadi di akhir 2006 dan awal 2007. Di antaranya tingkat suku bunga yang semakin rendah, laju inflasi yang semakin terkendali, serta pertumbuhan ekonomi yang semakin mantap.

Kondisi tersebut diyakini akan berdampak positif bagi perkembangan business park (kawasan bisnis). Pelaku bisnis di bidang ini meyakini perkembangan tahun ini akan melebihi dari pencapaian tahun sebelumnya.

Salah satu pelakunya adalah PT Sanggraha Daksamitra yang mengembangkan Soewarna Business Park seluas 102 hektar di kawasan Cengkareng. Karena letaknya dekat dengan Bandara Soekarno Hatta, kawasan bisnis mendapat banyak respons dari konsumen.

Selain menyediakan ware housing (pergudangan), pengembang juga menawarkan kompleks perkantoran, kawasan industri ringan, pusat distribusi dan logistik, dan lapangan golf 18 hole (Klub Golf Cengkareng).

Senior General Manager Soewarna Business Park, Ishak Chandra, mengungkapkan, meski sempat terkena imbas kenaikan BBM pada akhir 2005, perseroan ini mencapai kinerja cukup menggembirakan hingga akhir 2006. Ini ditandai dengan occupancy rate (tingkat hunian) di kawasan Soewarna Business Park yang meningkat hingga 85 persen dari total lahan yang ditawarkan.

''Hingga saat ini, dari 80 perusahaan yang menempati komplek pergudangan dan perkantoran, 11 di antaranya merupakan bangunan dengan fasilitas built to suit,'' kata Ishak kepada wartawan.

Pemerintah memproyeksikan pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 6-7 persen pada 2007 dengan melakukan peningkatan belanja untuk sektor riil, penurunan suku bunga, pembukaan arus investasi asing sebanyak-banyaknya, dan mendorong laju pertumbuhan ekspor impor.

Menurut Ishak, optimisme ini akan semakin meningkatkan pertumbuhan berbagai sektor bisnis, termasuk business park.

Bagi Soewarna Business Park, pertumbuhan ekspor dan impor tersebut semakin memperluas peluang untuk menarik berbagai perusahaan, baik yang airport business related maupun non-airport business related, melakukan investasi di kawasan bisnis ini.

Pada 2007 ini, pihaknya akan lebih memfokuskan untuk menawarkan konsep bangunan dengan fasilitas built-to-suit kepada para calon penyewa. Dengan konsep ini, konsumen bisa menentukan sendiri desain dan model bangunan yang hendak disewanya.

''Walaupun banyak pengembang yang menawarkan kawasan perkantoran dan pergudangan, kami sangat yakin, target pertumbuhan bisnis sebesar 20 persen pada tahun ini bisa kami raih. Ini karena keunikan konsep business park yang kami tawarkan,'' tutur Ishak.

Selain built-to-suit, beberapa pengembangan model bisnis lain, yang direncanakan sebelumnya, juga akan mulai diimplementasikan pada 2007. Ini untuk mengantisipasi dan menjawab kebutuhan para calon penyewa di masa mendatang.

Menurut Ishak, keberhasilan sebuah bisnis sangat tergantung dari seberapa besar bisnis tersebut mampu menjawab permasalahan yang ada. Tidak hanya permasalahan di masa sekarang namun juga lima tahun mendatang. ''Kami optimistis tahun ini akan lebih baik dari tahun sebelumnya,'' terangnya.

Hal baru
Research Manager Lembaga Riset dan Konsultan Properti, Jones Lang LaSalle, Anton Sitorus, menilai business park masih merupakan hal baru di Jakarta. Bisnis ini muncul dan berkembang karena adanya kebutuhan dan tuntutan dari perusahaan-perusahaan asing yang melakukan aktivitas bisnisnya di Indonesia.

Karena itu, lokasi business park tidak boleh terlalu jauh dari bandara. Sebab hal itu akan sangat membantu perusahaan-perusahaan yang ada di sana. ''Saya melihat business park mulai berkembang pesat dua hingga tiga tahun terakhir ini,'' katanya.

Perkembangan ini karena tumbuhnya sektor logistik. Seiring dengan perkembangan zaman, orang menginginkan semuanya serba lebih cepat dan efisien. Dulu, orang menyimpan barang di gudang yang kosong. Sekarang, gudang dituntut lebih canggih, fleksibel, dengan kondisi yang lebih baik. ''Hal inilah yang mendorong business park makin berkembang,'' ungkap Anton.

Di luar negeri, lanjutnya, business park sering disebut sebagai science park. Sebab kawasan ini selalu dilengkapi dengan fasilitas teknologi yang canggih.

Selain business park, subsektor yang termasuk properti industrial lainnya adalah manufacturing (pabrik) dan pergudangan. Manufacturing berkembang pesat pada era 1990-an. Namun, karena krisis ekonomi dan moneter, perkembangannya sekarang agak lambat.

''Permintaan untuk subsektor manufacturing saat ini rendah. Bahkan banyak yang menutup pabriknya dan pindah ke negara lain, seperti Cina dan Vietnam. Yang sedang berkembang saat ini adalah business park dan pergudangan,'' papar Anton.

Jasa Arsitek Minimalis



Jasa Online Desain dan Pemborong Rumah 021-73888872

Desain Rumah Minimalis Design Interior Eksterior Jasa Renovasi Bangunan Arsitektur Moderen Gambar 3D Animasi

No comments:

Add to Technorati Favorites